08 Maret 2023

Analisis Harga Pangan Bulan Februari 2023 di Kota Pontianak

Analisis Harga Pangan Bulan Februari 2023 di Kota Pontianak

Oleh:

Bidang Ketersediaan Distribusi dan Konsumsi Pangan

Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Pangan merupakan komoditas penting dan strategis kerena merupakan kebutuhan pokok dan hakiki manusia yang setiap saat harus dipenuhi, karenanya perlutersedia dalam jumlah cukup, mutu layak, aman dikonsumsi, mudah diperoleh dan dengan harga terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, pembangunan pertanian diarahkan pada upaya memantapkan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis agar akses pangan masyarakat terjamin untuk eksistensi hidup sehat, produktif dan kreatif (S. Widowati dan Djoko S. Damardjati, 2001).

Harga pangan merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan kondisi ketahanan pangan suatu wilayah. Pengamatan terhadap kondisi harga bahan pangan dapat berguna untuk berbagai hal seperti ketersediaan pasokan, permintaan, kelancaran distribusi pangan, kondisi perdagangan di pasar internasional, dampak implementasi kebijakan pemerintah, daya beli masyarakat, kesejahteraan petani/produsen dan sebagainya. Dengan menganalis informasi harga bahan pangan, akan dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan harga dan ketahanan pangan.

Agar kebijakan dapat dirumuskan dengan tepat dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, diperlukan adanya data dan informasi harga bahan pangan yang akurat, tepat waktu, objektif dan konsisten, melalui rangkaian kegiatan pemantauan, pengumpulan, kompilasi, pengolahan analisis data.Yudha (2012) mengemukakan bahwa perumusan dan implementasi kebijakan stabilisasi harga membutuhkan informasi tentang fluktuasi dan disparitas harga yang terjadi kerena perubahan harga di suatu pasar secara parsial ditransmisikan ke harga yang terjadi di pasar-pasar lain. Disparitas harga juga dapat terjadi karena adanya kesenjangan antar wilayah.

Mengingat besarnya implikasi ketersediaan informasi harga terhadap kebijakan pemerintah, maka diperlukan upaya agar data harga bahan pangan dapat tersedia dan dapat digunakan sebagai acuan dalam perumusan kebijakan.

B. Gambaran Umum Wilayah

Kota Pontianak merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat,berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuburaya dan Kabupaten Mempawah, dengan luas wilayah 107,82 km2 yang terdiri dari 6 kecamatan dengan jumlah kelurahan 29 buah.

Pada tahun 2021, jumlah penduduk Kota Pontianak diperkirakan sebesar 663.713 dengan laju pertumbuhan penduduk saat ini adalah 1,02 persen per tahun yang berarti setiap tahun bertambah sekitar 6.800 orang. Adanya pertambahan penduduk setiap tahuntentunya harus diimbangi jumlah ketersediaan bahan pangan untuk dikonsumsi, terutama pada komoditas strategis yang ketersediaan dan harganya selalu fluktuatif. Berdasarkan hasil susenas periode maret 2022 tingkat konsumsi beberpa komoditas pangan strategis sebagai berikut :

Kota Pontianak merupakan wilayah perkotaan, menjadi pusat perdagangan dan sebagian lainnya merupakan wilayah pemukiman dan pertanian.Kota Pontianak bukan merupakan sentra produksi pertanian, sehingga sebagian besar bahan pangan yang tersedia merupakan pasokan dari luar, baik dari kabupaten lain yang ada di provinsi Kalimantan Barat maupun dari luar pulau. Hanya komoditas sayuran daun yang produksinya dapat mecukupi kebutuhan masyarakat di Kota Pontianak bahkan sebagian dijual ke luar Pontianak.Semakin hari luas lahan pertanian di Kota Pontianak semakin berkurang karena adanya alih fungsi lahan, dimana yang tadinya lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan perumahan.

C. Program Kegiatan Ketahanan Pangan di Kota Pontianak

Sangat penting bagi pemerintah untuk memperhatikan pergerakan harga sebagai salah satu indikator ketersediaan komoditas pangan di pasar. Harga yang terjangkau akan sangat membantu masyarakat untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan gizinya. Upaya untuk terus meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri juga harus diupayakan terus menerus bersamaan dengan menjaga kelancaran rantai distribusi.

Secara umum tujuan kebijakan pemerintah dibidang harga pangan adalah untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut: (1) membantu meningkatkan pendapatan petani, (2) melindungi petani kecil untuk tetap memiliki insentif menghasilkan pangan, (3) mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan impor, (4) menurunkan ketidak stabilan harga dan pendapatan petani, dan (5) memperhatikan daya beli konsumen agar kebutuhan pangan penduduk terpenuhi.

Beberapa instrumen kebijakan harga pangan dalam rangka melindungi petani produsen yang umum dilakukan pemerintah adalah melalui (1) penetapan harga tertinggi-terendah dan atau harga pembelian pemerintah, (2) penetapan waktu dan atau volume impor, (3) pengaturan volume stok (cadangan) pangan pemerintah dan pelepasan stok ke pasar, dan (4) penetapan larangan ekspor.

Pemerintah Kota Pontianak telah mempromosikan produksi pertanian dan telah mengadopsi beberapa tindakan perlindungan bagi petani. Pertanian (termasuk peternakan, kehutanan, dan perikanan) memberikan kontribusi sebesar 1,35 % dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pontianak pada tahun 2021. Selain itu pemerintah kota pontianak telah membentuk Tim TPID dan Tim Satgas pangan dalam rangka menjaga stabilitas harga, pasokan dan penangan inflasi komoditas pangan di Kota Pontianak. Selain itu Pemerintah Kota Pontianak juga melakukan operasi pasar apabila stock yang tersedia kurang atau harga komoditas bahan pangan di pasar jauh diatas harga HET.

D. Maksud dan Tujuan

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pemantauan dan analisis harga bahan pangan adalah :

1. Mendapatkan data dengan cepat, mudah dan murah serta kontinyu yang berhubungan dengan harga bahan pangan di pasar tradisional.

2. Mengidentifikasi potensi permasalahan yang berhubungan dengan komoditas bahan pangan yang menyebabkan terjadinya gejojak harga.

3. Menganalisis data yang diperoleh sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan pemerintah yang kondusif yang dapat mendorong peningkatan produksi, memperlancar distribusi pangan, meningkatkan pengembangan produk pangan dan kesejahteraan petani.

E. Keluaran (Output)

Keluaran yang diharapkan dari Analisa Pemantauan Harga Komoditas Panganini antara lain :

1. Tersedianya informasi pasar dan analisis distribusi pangan, harga dan akses pangan dari berbagai komoditas pertanian secara harian maupun dan mingguan

2. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan distribusi, harga dan akses pangan di Kota Pontianak dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan masyarakat.

3. Memberikan informasi pemasaran dan kontrol yang bersifat umum harus dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan.

F. Metoda Analisis dan Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data harga di tingkat pengecer. Data harga ini terdiri dari data harga tingkat konsumen yang dijual disetiap lokasi pasar pengumpulan data harga. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

a) Mendapatkan informasi tentang harga penjualan bahan pangan.

b) Pengumpulan data dan entri data.

c) Penyusunan data harga komoditas.

d) Penyebaran informasi pasar.

e) Penyusunan database harga dan informasi pasar.

f) Mendata pergerakan dan penyusunan harga pangan.

g) Menganalisa kenaikan dan penurunan harga pangan.

h) Memantau harga pangan secara berkala yang dilakukan pada Pasar Flamboyan, Pasar Mawar, Pasar Kemuning, Pasar Dahlia, Pasar Teratai dan Pasar Puring.

2. Metoda Analisa

a. Pemantauan Dan Pengumpulan Data Harga Pangan

b. Tabulasi data

c. Perhitungan statistik.

d. Grafik harga pangan.

e. Analisis dan interpretasikan data.

f. Merumuskan implikasi kebijakan Pemerintah berdasarkan kesimpulan..

g. Pelaporan tabulasi pada tingkat Harian dan Mingguan dengan perhitungan statistik (Harga Tertinggi, terendah, harga rata-rata Median, Simpangan Baku dan Koefisien keragaman).

h. Menyusun laporan Analisis. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis data eskriptif kuantitatif. Adapun ciri dari teknik ini yaitu selalu berhubungan dengan angka, baik angka yang diperoleh melalui  pencacahan maupun perhitungan.Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka-angka seperti harga pangan di Kota Pontianak. Adapun untuk menganalisis variabel dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Trend Linear (Hasan dalam Arifin 2018).

G. Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis pemantauan harga komoditi pangan strategis yang diambil dari beberapa pasar tradisional di Kota Pontianak pada bulan Februari 2023 menunjukkan bahwa harga komoditi pangan strategis di Kota Pontianak cukup berfluktuasi terutama pada komoditas kelompok bumbu-bumbuan dan sayuran, sedangkan kelompok komoditi palawija dan buah-buahan cukup stabil.

Pada tabel diatas terlihat hasil pemantauan harga rata-rata beras premium di pasar tradisional kota pontianak bulan februari mengalami sedikit kenaikan dibandingkan pada awal minggu dan rata-rata bulan januari sebesar Rp. 14.000, rata-rata harga beras premium bulan ini Rp. 14.375. Harga Beras medium dan termurah sampai akhir bulan februari stabil, namun dibandingkan dengan harga bulan januari mengalami kenaikan. Harga rata-rata beras medium bulan januari Rp. 11.968,75 menjadi Rp. 12.000 di bulan februari, sedangkan beras termurah dari Rp. 10.968,75 menjadi Rp. 11.000. Harga beras baik premium, medium dan termurah semuanya diatas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pada Permendag nomor 57 tahun 2017.

Harga tepung terigu stabil sampai dengan bulan februari, harga tepung terigu Rp. 11.000. Harga minyak goreng naik dari rata-rata bulan januari dari Rp. 13.520 menjadi Rp. 13.885 pada bulan februari, namun pada akhir minggu keempat harga minyak goreng turun menjadi Rp. 13.500, harga minyak goreng masih dibawah harga eceran tertinggi (HET).

Harga Daging sapi stabil sampai dengan bulan februari sebesar Rp. 160.000, namun harga ini masih diatas harga acuan penjualan (HAP) yang telah ditetapkan pada Perbadan Pangan Nasional nomor 11 tahun 2022 sebesar Rp. 140.000.Sedangkan Daging ayam mengalami kenaikan harga dari awal minggu dari Rp. 28.500 menjadi Rp. 29.853, namun dibandingkan harga rata-rata bulan januari mengalami penurunan sebesar 9,39%, harga bulan rata-ratajanuari Rp. 32.270.Sementara itu harga rata-rata Telur ayam pada bulan februari mengalami kenaikan dibandingkan bulan januari, dari harga Rp. 30.625 bulan januari menjadi Rp. 30.437, tapi pada akhir minggu februari turun kembali menjadi Rp. 30.000. Harga Telur ayam ras ini juga masih diatas harga acuan penjualan (HAP) yang di keluarkan oleh Bapanas sebesar Rp. 27.000.

Harga rata-rata gula pasir pada bulan februari mengalami kenaikan dari rata-rata bulan januari, harga pada bulan januari sebesar Rp. 14.031 menjadi Rp. 14.166, naik 0,96%. Namun harga ini masih diantara harga acuan penjualan (HAP) antara Rp. 13.500 – Rp. 14.500.

Kelompok palawija dan buah-buahan harganya cukup stabil dibulan februari ini, kecuali Kacang kedele dan Kacang tanah yang mengami sedikit kenaikan dibandingkan bulan januari. Harga rata-rata Jagung pipilan kering bulan februari Rp. 10.750, Kelapa Rp. 10.000, Ubi kayu Rp. 4.000 dan Ubi jalar Rp. 15.000. Sementara itu kacang kedele mengalami sedikit kenaikan dari bulan januari sebesar 0,86% dari Rp. 16.875 menjadi 17.020 dan Kacang tanah naik sebesar 0,14% dari Rp. 29.958 menjadi Rp. 30.000.

Harga kelompok bumbu-bumbuan cukup berfluktuasi, ada yang mengalami kenaikan juga penurunan. Bawang merah mengalami fluktuasi penurunan harga yang cukup signifikan dari rata-rata bulan januari yaitu sebesar 42,39%. Harga Bawang merah bulan januari Rp. 51.437 turun menjadi Rp. 36.125 di bulan februari. Bawang putih naik sebesar 4,08% dari bulan januari Rp. 25.000 menjadi 26.026, Cabe merah besar juga naik sebesar 16,04% dari 50,270 menjadi Rp. 59.875, pada akhir minggu keempat februari harga Cabe merah naik lagi menjadi Rp. 74.583. Sedangkan harga rata-rata Cabe merah keriting turun 3% dari Rp. 43.625 menjadi Rp. 42.354, tapi pada akhir minggu keempat bulan februari juga naik lagi menjadi Rp. 48.750. Harga Cabe rawit juga mengalami penurunan sebesar 5,89% dibandingka bulan januari dari Rp. 81.291 menjadi Rp. 76.770, namun sama dengan komoditi lainnya pada minggu keempat bulan februari harganya naik lagi menjadi Rp. 82.000, harga Cabe rawit sudah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan oleh Bapanas sebesar Rp. 57.000. naik cukukomoditi kelompok bumbu-bumbuan mengalami fluktuasi kenaikan harga khususnya pada komoditi cabe sebesar 10,76% - 18,21%. Bawang merah dan Bawang putih cukup stabil, harga Bawang merah Rp. 34.000 dan Bawang Putih Rp. 25.750.Harga Cebe besar mengalami kenaikan dari Rp. 47.500 menjadi Rp. 66.250, Cabe merah keriting naik dari Rp. 32.750 menjadi Rp. 43.750 dan Cabe rawit naik dari Rp. 69.500 menjadi Rp. 83.750. Harga jual Cabe merah keriting walaupun mengalami kenaikan tapi masih di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP), sedangkan harga jual Cabe rawit sudah jauh diatas HAP.

Pada kelompok sayuranjuga cukup berfluktuasi naik turun dibandingkan rata-rata bulan januari. Harga komoditi Bayam, Kacang panjang, Kangkung, Sawi keriting dan Kentang mengalami kenaikan sebesar 6,53% - 15,58% dibandingkan dengan rata-rata harga bulan januari, namun turun kembali pada akhir minggu keempat bulan februari. Harga bayam pada bulan januari Rp. 10.270 naik menjadi Rp. 12.166 turun kembali Rp. 8.833 pada minggu terakhir bulan februari, Kacang pangjang dari Rp. 11.229 naik menjadi Rp. 13.270 dan turun lagi menjadi Rp. 12.083, Kangkung naik dari Rp. 9.250 menjadi Rp. 9.895 turun lagi menjadi Rp. 7.917, Sawi keriting naik dari Rp. 11.375 menjadi Rp. 13.104 turun lagi menjadi Rp. 9.333 dan Kentang naik dari Rp. 19.562 menjadi Rp. 20.354 turun kembali menjadi Rp. 19.000.

Sedangkan harga Kubis/Kol, Tomat dan wortel mengalami penurunan dari rata-rata harga bulan januari. Harga rata-rata kubis/kol pada bulan februariturun cukup signifikan sebanyak 36,41%dari bulan januari, harga kubis/kol dari Rp. 16.000 turun menjadi Rp. 11.729, Tomat turun 12,41% dari harga Rp. 16.604 menjadi Rp. 14.770 dan Wortel turun 13,72% dari harga Rp. 17.958 menjadi Rp. 15.791.

Secara keseluruhan harga komoditas strategis di Kota Pontianak pada bulan februari mengalami fluktuasi kenaikan harga pada minggu keempat dibandingkan dengan minggu pertama atau akhir bulan januari terutama pada kelompok bumbu-bumbuan dan sayuran.

Terjadinya fluktuasi kenaikan dan penurunan harga komoditas pangan strategis ini dipengaruhi olehdistribusi pasokan dan permintaan konsumen. Keterlambatan pasokan serta banyaknya permintaan mengakibatkan ketersediaan/stock yang tersedia berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan.Selain itu untuk komoditas sayur yang sebagian besar dihasilkan oleh petani di kota pontianak mengalami penurunan produksi akibat pengaruh cuaca.Menurut (Rizaldy, 2017) fluktuasi dari komoditas pangan dapat disebabkan oleh jumlah penawaran dan permintaan yang terkadang tidak stabil, kegagalan panen karena ketidakpastian cuaca, dan juga terganggunya saluran distribusi antar daerah.

H. Kesimpulan

1. Hasil pemantauan harga komoditi pangan strategis yang diambil dari beberapa pasar tradisional di Kota Pontianak pada bulan Februari 2023 menunjukkan terjadinya fluktuasi kenaikan harga pada minggu terakhir bulan februari, terutama pada kelompok bumbu-bumbuan dan sayuran.Sedangkan untuk komoditas kelompok palawija dan buah-buahan cenderung stabil.

2. Harga jual konsumen bebarapa Komoditas pangan strategis di pasar tradisional kota pontianak sudah diatas Harga Eceran tertinggi (HET) dan Harga Acuan Penjualan (HAP) yaitu Beras, Daging sapi, Telur ayam ras dan Cabe rawit. Sedangkan untuk komoditas lainnya masih di bawah HET dan HAP

3. Terjadinya fluktuasi kenaikan dan penurunan harga komoditas pangan strategis ini dipengaruhi oleh distribusi pasokan dan permintaan konsumen. Keterlambatan pasokan serta banyaknya permintaan mengakibatkan ketersediaan/stock yang tersedia berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan. Selain itu untuk komoditas sayur yang sebagian besar dihasilkan oleh petani di kota pontianak mengalami penurunan produksi akibat pengaruh cuaca.

I. Rekomendasi

1. Melakukan pemantauan harga komoditas pangan secara berkala dan merespon dinamika rantai pasok dari sentra produksi utama sampai ke konsumen, mengingat pada bulan depan sudah menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

2. Tetap memperkuat kerjasama lintas sektor untuk menjaga stabilitas pasokan pangan yang berasal dari luar kota Pontianak, sehingga bahan pangan pokok dan strategis dapat tersedia dalam jumlah memadai, memenuhi standar mutu serta pada tingkat harga yang wajar untuk menjaga keterjangkauan pangan bagi masyarakat.

3. Mensosialisasikan/memotivasi petani di kota pontianak untuk menanam komoditi cabe selain sayuran, sehingga ketersediaan cabe tetap terjaga dan tidak tergantung pasokan dari luar pontianak.

4. Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka persiapan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga apabila terjadi lonjakan harga komoditas strategis menjelang HBKN.

Daftar Pustaka Arifin, D. W. I. R. (2018). Analisis fluktuasi dan stabilisasi harga beras di Kabupaten Bulukumba. Badan Pusat Statistik Nasional (2022). Susenas 2022 Badan Pusat Statistik Kota Pontianak (2022). Pontianak dalam Angka 2022 Rizaldy, D. Z. (2017).Pengaruh Harga Komoditas Pangan Terhadap Inflasi Di Kota Malang Tahun 2011-2016. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.15 No. 2, 171-183. Nuryani, Y dan Yudha HN.2012. Variabilitas Harga Telur Ayamras di Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan 6(2):235-252. Minantyorini, Djoko S. Damardjatidan S. Widowati. 2001. Evaluasi Beberapa Plasma Nutfah Ubi jalar Asal Papua Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tepung Ubijalar Dalam Derman M. Arsyadet. al. Kinerja Teknologi Untuk Meningkatkan ProduktifitasTanaman Kacang – Kacang Dan Umbi-Umbian. Puslitbang Tanaman Pangan, Balitbang Pertanian Bogor.

Op. Bid Pangan