Oleh : Fitri Ikayanti, SP
Pengawas Benih Tanaman
Cekaman (Stress) pada tumbuhan didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang berpengaruh buruk terhadap tanaman (Fallah, 2006). Campbell (2003) menambahkan bahwa cekaman dapat diartikan sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi dan kelangsungan hidup tumbuhan. Salisburry dan Ross (1992) juga menyatakan bahwa cekaman fisiologi pada tumbuhan merupakan segala perubahan kondisi lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan atau fungsi normalnya. Cekaman terjadi karena adanya perubahan yang menyimpang dari proses fisiologi yang dihasilkan dari satu atau kombinasi faktor-faktor biologi dan lingkungan. Cekaman dapat terjadi melalui beberapa sumber yang ada di lingkungan. Menurut Hidayat (2002) pada umumnya cekaman lingkungan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Cekaman Biotik terdiri dari :
a. Kompetisi Inter dan Antar Spesies
b. Infeksi oleh Herbivora, hama dan Penyakit
2. Cekaman Abiotik terdiri dari :
a. Suhu
b. Air (kelebihan dan kekurangannya)
c. Cahaya
d. Unsur Hara
e. Salinitas
1. CEKAMAN HAMA KUTU PUTIH PADA TANAMAN JAMBU BIJI
Kutu putih ditemukan pada jambu biji baik pada bagian buah, daun, tangkai maupun ranting. Hama ini merusak jaringan tanaman dengan mekanisme mulut yang menusuk menghisap. Permukaan tubuh hama ini selalu tertutupi oleh lapisan lilin yang berguna untuk melindungi dirinya dari lingkungan luar. Kutu putih yang ditemukan yaitu, Ferrisia virgata dan Rastrococcus spinosus yang sering dijumpai pada pertanaman jambu biji. Ferrisia virgata merupakan kutu yang polifag yaitu hama yang menyerang lebih dari dua tanaman inang. Dalam kondisi tropis dapat bereproduksi dengan cukup cepat dan pada iklim subtropis masih dapat ditolerir. Kutu ini telah dilaporkan memiliki lebih dari 203 genus di 77 famili, dan dapat merusak banyak tanaman terutama buah-buahan tropis, kacang-kacangan dan tanaman rempah-rempah serta tanaman seperti kedelai dan tomat (CABI 2016). Menurut CABI (2016) Rastrococcus spinosus telah mejadi hama penting pada jambu, mangga, pisang, jeruk, Annona squamosa dan tanaman lainnya. Kutu putih menghisap cairan bagian buah atau daun tanaman jambu biji, menutupi permukaan bagian tanaman dengan lilinnya dan sebagian menghasilkan embun madu. Kutu putih F. virgata dan R. spinosus berasosiasi dengan semut. Semut memanfaatkan embun madu untuk makanannya, sehingga semut tersebut membantu melindungi kutu putih dari serangan predator juga membantu penyebarannya. Semut bagi petani merupakan pengganggu ketika buah akan dipanen. Embun jelaga menyebabkan permukaan daun menjadi hitam dan permukaan daun tersebut terhalang dari sinar matahari langsung yang menyebabkan proses fotosintesis terganggu. Pengendalian kutu putih yang telah dilakukan petani adalah dengan penyemprotan menggunakan detergen. Menurut petani penyemprotan ini efektif karena apabila setelah disemprot daun menjadi bersih dan tidak lagi terdapat kutu putih. Namun pengendalian dengan cara ini harus dilakukan sejak awal, karena dalam satu minggu satu ekor kutu putih dapat berkembangbiak hingga menutupi seluruh permukaan daun. Pada foto terlihat tanaman jambu biji terkena cekaman hama kutu putih dengan gejala yang tampak yaitu terdapat embun jelaga yang berwarna hitam pada permukaan daun yang menyebabkan terhalangnya sinar matahari untuk diserap sehingga mengganggu proses fotosintesis tanaman. Tanaman jambu biji ini tidak dapat menghasilkan buah secara optimal, selain itu proses besarnya buah sangat lambat.
2. CEKAMAN PENYAKIT BERCAK DAUN PADA TANAMAN LENGKENG
Penyakit bercak daun adalah salah satu jenis penyakit yang umum menyerang beberapa jenis tanaman budidaya. Penyakit ini cukup meresahkan petani, bukan hanya karena merugikan secara ekonomi tapi juga sangat mudah menyebar seperti umumnya jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur, penyakit bercak daun juga sangat mudah menular ke tanaman sehat lainnya. Oleh sebab itu, jika tidak dikendalikan secara tepat maka penyakit ini akan sangat merugikan. Biasanya penyakit ini mulai muncul saat musim hujan dan kondisi kelembaban cukup tinggi. Penyebab penyakit bercak daun adalah jamur Cercospora capsici. Jamur Cercospora capsici menginfeksi tanaman dengan cara menyebar melalui angin, air hujan, hama vektor dan alat pertanian saat jamur masih berupa spora. Kemudian spora ini juga bisa menyerang benih atau biji bahkan sebelum ditanam. Pada foto terlihat terdapat bintik-bintik hitam pada daun namun serangan penyakit belum di atas ambang ekonomi sehingga belum menyebabkan tanaman sengsara, namun cekaman dari penyakit ini membuat tanaman tidak dapat menghasilkan buah.
3. CEKAMAN KOMPETISI TANAMAN LENGKENG DENGAN TANAMAN KELADI
Cekaman ini termasuk ke dalam cekaman antar spesies yaitu cekaman yang diartikan sebagai kompetisi antara sesama spesies atau berbeda spesies. Tanaman yang tumbuh berdekatan akan mengalami kompetisi dalam memperoleh unsur abiotik (suhu, air, unsur hara dll). Pada foto terlihat adanya cekaman kompetisi tanaman keladi yang tumbuh di dekat tanaman lengkeng dan dibiarkan sehingga pertumbuhan tanaman lengkeng terhambat, tanaman lengkeng menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan buah.
Referensi : Harjadi, S.S dan Yahya, S. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU Bioteknologi. IPB.
Op. Bid Pertanian